Ketika mobil sudah bergerak sejauh satu meter, langkah mundur Anto terlihat makin cepat seperti tidak sedang membawa beban apa pun. Dia berhasil menarik mobil itu sejauh 10 meter.
Sebelum unjuk kemampuan, bocah berbobot 73 kg dengan tinggi badan 152 cm itu terlihat berdoa. Dia menurunkan kedua tangannya sembari menarik napas. "Bismillah," katanya lirih. Sabuk karate warna coklat yang sudah diikatkan di bagian depan mobil digigit kuat-kuat.
Anto yang masuk peringkat kelima di sekolahnya itu lantas berjalan mundur dan mobil warna pink itu pun berjalan pelan mengikuti. Orangtua Anto dan teman-temannya yang lain memberi semangat agar mobil itu terus berjalan.
Ketika mobil sudah bergerak sejauh 1 meter, langkah mundur Anto terlihat makin cepat seperti tidak sedang membawa beban apa pun. Dia berhasil menarik mobil itu sejauh 10 meter.
Menurut Jhon, ayah sekaligus pelatih karate Anto, latihan yang ditekankan kepada anak didiknya itu adalah pernapasan disertai zikir. Dengan menyebut asma Allah, muncul keyakinan bahwa akan ada kekuatan yang tidak bisa dikalahkan. “Dalam setiap latihan, yang kami fokuskan adalah pernapasan disertai zikir,” kata Jhon.
Diakui, sejak usia empat tahun, Anto kerap menggigit piring, lalu diangkatnya menjauh dari meja. Setelah beberapa saat piring itu dikembalikan ke meja. Jhon membiarkan hobi anaknya itu.
Di usia tujuh tahun, Anto mulai dilatih karate bersama teman-teman sebayanya di kampung. Latihan dilakukan di halaman SDN Gedang II karena lokasinya cukup luas.
Di usia delapan tahun, ilmu bela diri Anto mulai berkembang. Ia memiliki kekuatan lebih dibandingkan dengan teman-temannya. Karena punya kebiasaan menggigit piring sambil berjalan, Jhon mulai menyuruh anaknya belajar menarik motor gede.
“Motor itu ditumpangi oleh lima orang dewasa. Alhamdulillah anak saya berhasil,” ujar Jhon.
Beberapa pekan kemudian, Anto mencoba menarik motor gerobak berisi 20 anak. Ia pun mampu menariknya sejauh jarak 10 meter. Tarikan itu juga diselesaikannya dengan gigi.
Dari beberapa keberhasilan yang diraih, Anto akhirnya ingin mencoba tarikan yang lebih berat, yakni mobil dengan ditumpangi teman-temannya.
Jhon yang juga seksi pelatih di Inkado Jatim ini menandaskan, sampai saat ini, belum ada anak yang menorehkan prestasinya di Muri dalam kategori menarik mobil.
“Kalau ada yang bersedia memediatori, selaku orangtua, saya ingin mencatatkan Anto masuk Muri,” ucapnya dengan nada bangga.
Anto hanya tersenyum saat ditanya apakah dia akan mencoba menarik kendaraan yang lebih besar, truk misalnya. “Saya hanya latihan dan ingin mendekatkan diri kepada Allah supaya tujuan saya tercapai,” jawabnya merendah.
Apa ada cita-cita lain dengan kemampuan menarik mobil? Anto menjawab, dia hanya ingin masuk televisi serta menjadi orang yang berguna bagi agama dan bangsa. (Anas Miftakudin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar