Jakarta - Kongres Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di Solo, 30 Juni nanti, terancam gagal memilih ketua dan wakil ketua umum. Indikasinya, sejumlah pemilik suara dalam kongres mengajukan permintaan yang memberatkan Komite Normalisasi.
Ketua PSSI Jawa Barat, Tony Aprilani, misalnya. Dia mendesak Komite Normalisasi yang dipimpin Agum Gumelar membeberkan alasan penolakan pencalonan George Toisutta dan Arifin Panigoro. “Apa kekurangan mereka? Jangan cuma main pokoknya, enggak boleh itu," ujar Tony kemarin.
Ahmad Marzuqi, Ketua Umum Persijap Jepara, juga meminta Agum tidak bersikap otoriter seperti dalam kongres sebelumnya pada 20 Mei. "Sebagai ketua (Komite Normalisasi), dia harus menerima aspirasi pemilik hak suara. Kejadian yang lalu jangan terulang," kata Marzuqi.
Dalam kongres sebelumnya, Agum gagal menggelar pemilihan gara-gara protes peserta yang mempersoalkan tak masuknya George-Arifin dalam daftar calon. Menurut salah seorang pendukung pasangan Ketua dan Wakil Ketua PSSI periode 2011-2015 ini, Saleh Ismail Mukadar, mestinya Agum bersikap netral. "Harus sportif dan fair," kata Saleh.
Selain soal George-Arifin, beberapa pemilik suara juga kecewa lantaran kongres digelar di Solo. Menurut Manajer Persib Bandung, Umuh Muhtar, tempat itu merupakan keputusan sepihak Agum. "Seharusnya penentuan lokasi dirundingkan bersama. Kami tidak diajak berunding," kata Umuh.
Dipilihnya Kota Solo, menurut dia, kurang tepat karena jauh. "Kenapa tidak di Jakarta atau di Surabaya? Turun dari pesawat, tidak perlu menempuh perjalanan darat yang jauh ke lokasi kongres," katanya.
Sekretaris PSSI Jawa Timur, Djoko Tetuko, mengaku sudah menawarkan Surabaya menjadi tempat berlangsungnya kongres. "Surabaya salah satu kota yang memiliki kontribusi dalam pendirian PSSI," ujar Djoko.
Digelarnya kongres di Solo diumumkan oleh Agum dua hari lalu. Kota Solo dipilih karena memiliki sejarah sepak bola, yaitu tempat digelarnya kongres pertama PSSI pada 1930. Agum mengklaim, Solo mudah dijangkau peserta kongres dari seluruh wilayah Indonesia.
Pelaksana tugas Sekretaris Jenderal PSSI, Joko Driyono, optimistis kongres tidak bakal buntu. "Semangatnya kongres tidak seperti kongres 20 Mei lalu, tidak akan gagal," kata Joko.
Wali Kota Surakarta, Joko Widodo, mengatakan supaya tidak menegangkan, jalannya kongres akan diselingi aneka acara budaya. “Kalau perlu, ada putri Solo yang mendampingi peserta menyampaikan aspirasi," ujar Joko.
sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/sepakbola/2011/06/08/brk,20110608-339308,id.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar