Sate ayam mungkin rasanya sama saja, di mana pun Anda menikmatinya. Anggapan demikian bisa jadi salah jika sempat singgah di rumah makan Sate Ayam Martawi milik Bapak Suhardi Baedowi. Sate ayam martawi ini bisa jadi sate ayam tertua di Cilacap, tempat asal-muasal rumah makan ini berdiri. Mbah Martawi, sang pendiri, sudah menjual sate bikinannya sejak tahun 1923.
"Kini diteruskan oleh generasi ketiga," ujar Suhardi. Selain nikmat, sate ayam ini punya keunikan. Yakni pada setiap sate, masing-masing dibuat dengan dua tusukan sehingga saat dibakar sate bisa dilebarkan atau merenggang.
"Tujuannya agar sate matang hingga ke bagian dalamnya," tutur cucu Haji Martawi (almarhum) ini panjang lebar. Karena satu ini dibuat dari ayam kampung, makanya proses pembakarannya pun istimewa, lebih lama agar matang sempurna, tandas Suhardi. Itu pula alasan Mbah Martawi membuat satenya dengan dua tusukan.
Meski disajikan dengan bumbu kacang dan kecap manis, sate martawi ini sudah lezat di santap meski tanpa bumbu. karena, saat dibakar, sate sudah direndam di dalam bumbu terlebih dahulu. Jika memesan seporsi sate, akan terhidang irisan lontong, sate, bumbu kacang dan semangkuk kuah opor ayam.
Selain daging ayam, ada pula sate kulit yang isinya diselipi ati ayam juga. Harganya sama dengan sate daging. Dalam satu hari, Suhardi bisa menghabiskan sekitar seribu tusuk sate. Rumah makan sate Martawi ini punya 5 cabang di kota Cilacap.
Sementara di Purwokerto, sate martawi bisa ditemu di jalan Kolonel Sugiono Nomor 54B. Datang saja antara pukul 09.00 WIB sampai pukul 21.30 WIB, dijamin Anda bisa menikmati sajian sate ayam kampung yang istimewa ini.
"Kini diteruskan oleh generasi ketiga," ujar Suhardi. Selain nikmat, sate ayam ini punya keunikan. Yakni pada setiap sate, masing-masing dibuat dengan dua tusukan sehingga saat dibakar sate bisa dilebarkan atau merenggang.
"Tujuannya agar sate matang hingga ke bagian dalamnya," tutur cucu Haji Martawi (almarhum) ini panjang lebar. Karena satu ini dibuat dari ayam kampung, makanya proses pembakarannya pun istimewa, lebih lama agar matang sempurna, tandas Suhardi. Itu pula alasan Mbah Martawi membuat satenya dengan dua tusukan.
Meski disajikan dengan bumbu kacang dan kecap manis, sate martawi ini sudah lezat di santap meski tanpa bumbu. karena, saat dibakar, sate sudah direndam di dalam bumbu terlebih dahulu. Jika memesan seporsi sate, akan terhidang irisan lontong, sate, bumbu kacang dan semangkuk kuah opor ayam.
Selain daging ayam, ada pula sate kulit yang isinya diselipi ati ayam juga. Harganya sama dengan sate daging. Dalam satu hari, Suhardi bisa menghabiskan sekitar seribu tusuk sate. Rumah makan sate Martawi ini punya 5 cabang di kota Cilacap.
Sementara di Purwokerto, sate martawi bisa ditemu di jalan Kolonel Sugiono Nomor 54B. Datang saja antara pukul 09.00 WIB sampai pukul 21.30 WIB, dijamin Anda bisa menikmati sajian sate ayam kampung yang istimewa ini.
Sumber: potensidaerah.ugm.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar